EFESIENSI PENGEMBALIAN PINJAMAN
PROGRAM SIMPAN PINJAM PEREMPUAN DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI KECAMATAN
DEWANTARA KABUPATEN ACEH UTARA DENGAN MENGGUNAKAN DATA
ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).
EFFICIENCY REFUND LOAN PROGRAM
SAVINGS AND LOANS OF WOMEN IN POVERTY REDUCTION IN DISTRICT NORTH ACEH
DEWANTARA DISTRICT BY USING DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)
Oleh:
Hakim Muttaqim,
B.Soc.Sc.,M.Ec.Dev
Dosen Fakultas Ekonomi Almuslim
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa
efesien dana pengembalian oleh kelompok-kelompok Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) di Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh utara. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Purposive Sampling. Data sampel Kelompok SPP berjumlah
15 desa di Kecamatan Dewantara
menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan data
Pengembalian dana pinjaman SPP
melaluI PNPM Kabupaten Aceh Utara. Hasil
analisis DEA menunjukkan Efisiensi
dari Pengembalian Program SPP dari 15 desa yang ada di Kecamatan Dewantara hanya
desa Paloh Igeuh yang telah mencapai angka efisiensi 100%. Desa Paloh gadeng,
Paloh Lada, lancang barat, tambon baroh, Ulee pulo, Ulee reueleung,Geulumpang
Sulu Timu dan Tambon Baroh yang nilai efesiensinya rata- rata di angka 90 %, sementara
Desa Bangka Jaya, Paloh rungkom masih belum efisien karena nilai yang di
hasilkan masih berada dibawah 70%,
Sementara Desa Bangka Teubai, Geulumpang
Timu, Keude Krueng Geukeuh menunjukkan angka efisiensi diantara 80 persen
hingga 89 persen diperlukan perbaikan agar mencapai nilai efisiensi 100%
Keywords :
Data Envelopment
Analysis (DEA), Simpan
Pinjam Perempuan.
ABSTRAK
This study aims
to look at how efficiently the funds returns by groups Women's Savings and
Loans (SPP) in the district of North Aceh district Dewantara. The sampling
technique used in this study is purposive sampling. The data sample SPP Group
amounted to 15 villages in the district Dewantara using secondary data sourced
from the data report tuition refund loan through PNPM North Aceh district. DEA
analysis results show efficiency of SPP Program Returns from 15 villages in the
District Dewantara only Paloh Igeuh village which has reached 100% efficiency.
Gadeng Paloh village, Paloh Pepper, western sassy, Tambon Baroh, Ulee pulo,
Ulee reueleung, Sulu Geulumpang Timu and Tambon Baroh that the average value of
its efficiency at 90% rate, while the Village of Bangka Jaya, Paloh rungkom
still not efficient because the value in produced is below 70%, while the
Village of Bangka Teubai, Geulumpang Timu, Keude Krueng Geukeuh show the
efficiency rate between 80 percent to 89 percent of the necessary repairs in
order to achieve 100% efficiency value
Keywords :
Data Envelopment Analysis (DEA), Women's
Savings and Loans
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kemiskinan
menjadi sebuah masalah klasik yang selalu dihadapi oleh negara-negara
berkembang khususnya bangsa indonesia. Adanya istilah lingkaran setan
kemiskinan membuat pemerintah harus berkerja keras dalam membuat program-program
yang bisa memutuskan rantai kemiskinan di negara indonesia. Hal ini dapat
dilihat dari data yang dikeluarkan badan pusat statistik (BPS 2012) yang
menunjukan angka penduduk miskin di indonesia pada tahun 2012 berada pada angka
28,59 juta orang.
Salah
satu formula yang telah dirumuskan oleh pemerintah selaku pembuat kebijakan
yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.
Program PNPM
Mandiri Perdesaan adalah
salah satu program pemerintah untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara
terpadu dan berkelanjutan. Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MP)
merupakan program pengendalian
kemiskinan yang pelaksanaannya mulai
dari tingkat Nasional,
Provinsi, Kabupaten, Kecamatan yang selanjutnya pada tingkat Desa.
Pelaksanaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)
pada dasarnya terdiri
atas tiga aspek,
yaitu aspek Pembangunan
Sarana Fisik (sarana
dan prasarana), Peningkatan
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan
serta Peningkatan Kapasitas/Keterampilan
masyarakat dan Simpan
Pinjam Perempuan (SPP). Pelaksanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MP) ditiap-tiap
kecamatan berbeda antara
satu kecamatan dengan kecamatan yang
lain tergantung keinginan
dan kebutuhan kecamatan
tersebut. Begitu juga dengan
pelaksanaan program Simpan
Pinjam Perempuan (SPP)
akan berbeda antara
satu kecamatan dengan
kecamatan lain.
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini merupakan kegiatan
pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang
mempunyai kegiatan simpan
pinjam. Secara umum
kegiatan ini bertujuan
untuk mengembangkan potensi
kegiatan simpan pinjam
perdesaan, kemudahan akses
pendanaan usaha skala
mikro sehingga memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta
menjadi sebuah solusi dalam penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di perdesaan.
kemiskinan
juga sangat di rasakan di berbagai daerah di indonesia seperti provinsi yang
berada di ujung pulau sumatra.tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh sangat memprihatinkan dengan
melihat dari data BPS tahun 2012 mencapai angka 87.656.000 orang berada dalam
kemiskinan. Khusus Kabupaten Aceh Utara yang memiliki luas wilayah 3295, 86 km2 dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 161 jiwa/km
yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Utara. Hal ini
dapat dilihat bahwa tingkat kepadatan penduduk di kecamatan Dewantara yang
memiliki luas wilayah 39, 47 km2 sangat tinggi yakni sekitar 10.325
jiwa. Hal ini disebabkan karena banyaknya pendatang yang berdomisili di wilayah
tersebut (BPS, 2012:67).
Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) telah berjalan sejak
tahun 2009 di Kecamatan Dewantara. Kecamatan Dewantara memiliki 16 desa dan
seluruh desa tersebut sebagai penerima manfaat PNPM Mandiri Perdesaan. Hal ini
disebabkan Kecamatan Dewantara memiliki jumlah penduduk perempuan terbesar
nomor dua setelah Kota Lhoksukon yaitu 21.664 jiwa (BPS Aceh Utara, 2011).
Dengan tingginya penerima manfaat PNPM Mandiri Perdesaan maka indikator untuk
pengentasan angka kemiskinan dan pemberdayaan perempuan akan tercapai.
Kecapaian indikator ini bisa diukur dari tersedianya lapangan pekerjaan yang
mampu menyerap tenaga kerja yang ada di desa dan meningkatnya pendapatan
masyarakat miskin desa. Namun, tidak sedikit selintingan yang mengatakan PNPM
Mandiri Perdesaan yang dijalankan belum tepat sasaran dan belum mampu
mengurangi angka kemiskinan. Dari permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melihat
Bagaimana Efesiensi Pengembalian Pinjaman Program Simpan Pinjam Perempuan Dalam
Pengentasan Kemiskinan di Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara dengan
menggunakan Data Envelopment Analysis
(DEA).
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan
masalah adalah:
1.
Bagaimana Efesiensi pengembalian pinjaman Program Simpan
Pinjam Perempuan (SPP) dalam Pengentasan Kemiskinan di Kecamatan Dewantara?
2.
Bagaimana
masyarakat khususnya kelompok perempuan dalam mengevaluasi pengembalian pinjaman
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan Dewantara?
3.
Bagaimana
pihak PNPM dalam meninjau kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang
pengembalian pinjaman paling Efesien ?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka
yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk melihat tingkat efesiensi pengembalian pengembalian
pinjaman Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP).
2.
Sebagai bahan evaluasi dan monitoring program simpan pinjam
perempuan bagi PNPM Mandiri Perdesaan dan Pemerintah.
3.
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan
pemerintah pusat dan daerah dalam kelanjutan program SPP di masa yang akan
datang.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai masukan kepada masayarakat khususnya kelompok usaha perempuan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat efesiensi pengembalian pinjaman program
simpan Pinjam perempuan(SPP)
2. Sebagai acuan untuk kelompok simpan pinjam di daerah lain
duntuk mengetahui sejauh mana tingkat efesiensi program simpan pinjam perempuan
dalam pengentasan kemiskinan dan menjadi tolak ukur pemerintah dalam
mengevaluasi keberlanjutan program simpan pinjam perempuan.
3. Sebagai
masukan untuk para peneliti dan pihak PNPM untuk melihat tingkat Efesiensi dari
Program Simpan Pinjam Perempuan.
LANDASAN
TEORITIS
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan
Pelaksanaan PNPM merupakan
kelanjutan dari program
serupa, yaitu Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) sebagai
dasar pengembangan pemberdayaan
masyarakat di perdesaan
beserta program pendukunganya
seperti PNPM : Generasi dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Khusus (P2DTK)
untuk pengembangan daerah
tertinggal, pasca bencana
dan konflik. Berdasarkan
Buku Pedoman Umum
PNPM MP Tahun 2008
yang
menyatakan bahwa visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah “Tercapainya kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat miskin
perdesaan.” Kesejahteraan berarti
terpenuhinya dasar masyarakat.
Kemandirian berarti mampu
mengorganisir diri untuk
memobilisasi sumber daya
yang ada dilingkungannya, mampu
mengakses sumber daya
tersebut untuk mengatasi
masalah kemiskinan. Sedangkan Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah :
a. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya, (b)
Kelembagaan sistem pembangunan
partisipatif, (c) Pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal ,
(c) Peningkatan kualitas
dan kuantitas prasarana
sarana sosial dasar ekonomi masyarakat
dan, (d) Pengembangan
jaringan kemitraan dalam pembangunan.
Dalam rangka mencapai
visi dan misi
PNPM MP, strategi
yang dikembangkan yaitu menjadikan
Rumah Tangga Miskin (RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem
penmbangunan partisipatif, serta mengembangkan kerja sama antar desa. (PNPM
Mandiri, 2008:2). Program ini memprioritaskan kegiatan bidang infrastruktur
desa, pengelolaan dana bergulir bagi kelompok perempuan, kegiatan pendidikan
dan kesehatan bagi masyarakat di wilayah perdesaan.
Program
ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : 1) Dana Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM) untuk kegiatan pembangunan, 2) Dana Operasional Kegiatan
(DOK) untuk kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif dan kegiatan
pelatihan masyarakat (capacity building),
dan 3) pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh para fasilitator
pemberdayaan, fasilitator teknik dan fasilitator keuangan. Dalam PNPM Mandiri
Perdesaan, seluruh anggota masyarakat didorong untuk terlibat dalam setiap
tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan,
pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan
paling prioritas didesanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan
pelestariannya.
Dasar Hukum PNPM Mandiri
Perdesaan
Dasar hukum pelaksanaan
PNPM Mandiri Pedesaan mengacu pada
landasan konstitusional UUD 1945
beserta amandemennya, landasan idil Pancasila, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara lebih rinci peraturan perundang-undangan khususnya yang terkait sistem
kebijakan penanggulangan kemiskinan adalah :
1. Perpres No.54 Tahun 2005 tentang Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), yang diketuai oleh
Menkokesra dan bertugas untuk merumuskan
langkah-langkah kongkrit dalam penanggulangan
kemiskinan.
2. Surat Keputusan
Menkokesra No. 28/Kep/Menko/Kesra/XI/2006 yang
diperbaharui dengan Kepmenkokesra No. 23/KEP/Menko/Kesra/VII/2007 tentang Tim Pengendali PNPM Mandiri.
Simpan Pinjam Perempuan
Berdasarkan Bahan Bacaan
Penjelasan Petunjuk Teknis
Operasional Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perdesaan Tahun
2009 dijelaskan bahwa
Kegiatan Simpan Pinjam
untuk Kelompok Perempuan (SPP) merupakan kegiatan
pemberikan permodalan untuk
kelompok perempuan yang mempunyai
kegiatan simpan pinjam. Secara umum
kegiatan ini bertujuan adalah mengembangkan kegiatan simpan
pinjam peredesaan, kemudahan akses pendanaan berskala mikro, pemenuhan
kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum
perempuan serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan
lapangan kerja. Sedangkan tujuan khusus dari Program SPP adalah: 1) mempercepat
proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial dasar; 2) memberikan
kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan
modal usaha; 3) mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum
perempuan.
Efisiensi
Mardiasmo (2002 : 133-134), bahwa efisiensi diukur dengan
rasio antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat
efisiensi suatu organisai. Adapun persamaannya sebagai berikut :
Rasio efisiensi tidak dinyatakan dalam bentuk absolut
tetapi dalam bentuk relatif. Cara-cara perbaikan efisiensi dapat dilakukan
sebagai berikut; (1) Meningkatkan
Output pada tingkat input yang sama;
(2) Meningkatkan output dalam
proporsi yang lebih besar dari pada proporsi peningkatan input;
(3) Menurunkan input pada tingkatan
output yang sama; (4) Menurunkan input dalam proporsi yang lebih dari pada
proporsi penurunan input.
Data
Envelopment Analysis (DEA)
Widodo (2006:265), mengemukakan bahwa Data Envelopmenent Analisis (DEA)
merupakan sebuah metode pendekatan yang bersifat non parametik yang didasarkan
pada perhitungan progam linear. DEA dapat digunakan untuk mengukur kinerja
sebuah perusahaan daerah maupun bentuk usaha lain yang didefinisikan sebagai
sebagai rasio antara output terbobot dengan input yang telah terbobot.
Kelebihan DEA dibandingkan dengan metode lain dapat kita jabarkan sebagai berikut
; (1) Mampu mendeteksi inefisiensi spesifik dan sumber
inefesiensi tersebut,(2) Tidak
memerlukan asumsi terhadap definisi input maupun output, (3) Jumlah input maupun output yang dipergunakan dapat
berjumlah banyak, (4) Tidak
tergantung pada harga.
METODELOGI PENELITIAN
Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Data
sampel Kelompok Simpan Pinjam Perempuan yang berjumlah 15 desa di Kecamatan
Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang bersumber dari laporan data Pengembalian dana
pinjaman program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) melalui PNPM Kabupaten Aceh
Utara. Data yang diambil berupa nilai efektifitas
pengembalian pinjaman program simpan pinjam perempuan.Selanjutnya data yang di telah didapatkan tersebut di
kelompokan berdasarkan variabel input dan output.
a.
Variabel input berupa
Alokasi anggaran untuk tiap-tiap kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan
Target anggaran yang dicapai oleh tiap-tiap kelompok Simpan Pinjam Perempuan
yang ada di Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara.
a.
Variabel Ouput berupa Realisasi anggaran dari dana kelompok Simpan
Pinjam Perempuan yang ada di Kecamatan Dewantara.
HASIL PENELITIAN
Tabel Hasil Analisis Tingkat Pengembalian
Pinjaman Program Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara
Desa di Kecamatan Dewantara
|
NILAI EFISIENSI
(%)
|
Bangka Jaya
|
66.1
|
Paloh Rungkom
|
68.8
|
Bangka Teubai
|
82.1
|
Geuleumpang timu
|
87.7
|
Keude Krueng Geukueh
|
89.7
|
Tambon Tunong
|
90.8
|
Geulumpang Sulu Timu
|
92.0
|
Ulee Reuleung
|
92.8
|
Ulee Pulo
|
92.9
|
Tambon Baroh
|
93.9
|
Lancang barat
|
94.6
|
Uteuen Glinggang
|
95.9
|
Paloh Lada
|
97.8
|
Paloh gadeng
|
98.2
|
Paloh Igeuh
|
100%
|
Sumber : Hasil Pengolahan Dengan Warwik Win
DEA
PEMBAHASAN
Efisiensi
dari Pengembalian Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dari 15 desa yang ada
di Kecamatan Dewantara dalam mengurangi tingkat kemiskinan dinilai dari
perhitungan DEA menunjukkan desa Paloh Igeuh telah efisien yang mana telah
mencapai angka efisiensi 100 persen, disusul oleh desa Paloh gadeng, Paloh
Lada, lancang barat, tambon baroh, Ulee pulo, Ulee reueleung,Geulumpang Sulu
Timu dan Tambon Baroh yang nilai efesiensinya rata- rata di angka 90 persen.
Sementara Desa Bangka Jaya, Paloh rungkom masih belum efisien karena nilai yang
di hasilkan masih berada dibawah 70
persen, Sementara Desa Bangka Teubai,
Geulumpang Timu, Keude Krueng Geukeuh telah menunjukkan angka efisiensi
diantara 80 persen hingga 89 persen diperlukan usaha sedikit lagi agar mencapai
nilai efisiensi 100 persen tetapi telah diangap efisien.
Pemilihan
usaha kelompok perempuan sudah berdasarkan prosedur dari PNPM Mandiri
Perdesaan. Pemilihan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Dewantara melalui
tiga tahapan yaitu: 1) Penentuan usulan desa untuk
kegiatan SPP melalui
keputusan Musyawarah Khusus
Perempuan (MKP). Hasil keputusan dalam MKP merupakan usulan desa untuk kegiatan
SPP; 2) Hasil keputusan diajukan berdasarkan seluruh kelompok yang diusulkan
dalam paket usulan desa; 3) Penulisan usulan kelompok adalah tahapan
yang menghasilkan proposal
kelompok yang akan
dikompetisikan di tingkat
kecamatan.
KESIMPULAN
1) Program
Simpan Pinjam Perempuan merupakan hal yang produktif dalam pengentasan
kemiskinan karena meningkatkan kewirausahaan perempuan yang ada di Kecamatan
Dewantara.
2) Tingkat
Efesiensi pengembalian dana pinjaman Program Simpan Pinjam Perempuan sudah
mencapai nilai efesiensi yang baik dan tepat sasaran, dimana 101 usaha
perempuan mendapatkan pinjaman dalam penambahan modal
3) Strategi
pembiayaan Program Simpan Pinjam Perempuan secara bergilir kepada semua usaha
kelompok perempuan di Kecamatan Dewantara menunjukaan tingkat pengembalian yang
efisien sehingga Usaha yang dijalankan telah berkelanjutan dan meningkatankan
pendapatan kaum perempuan di Kecamatan Dewantara Aceh Utara.
SARAN
1) Dana
Pinjaman Program Simpan Pinjam Perempuan dapat dilanjutkan oleh pemerintah
daerah tingkat kecamatan agar adanya keberlanjutan program sehingga setiap
kecamatan dapat mengentas kemiskinan melalui usaha perempuan.
2) Pemerintah
daerah dan PNPM dapat mengevaluasi kedepan desa-desa yang masih belum efisien
dama pengembalian dana pinjaman Program Simpan Pinjam Perempuan dengan melihat
desain dari Desa yang sudah efisien tingkat penegmbalian dana pinjaman Simpan
Pinjam Perempuan.
3) Desa
yang belum Efisien dalam tingkat pengembalian pinjaman simpan Pinjam Perempuan
Dapatberupaya memperbaiki dengan merasionalkan input maupun output sehingga kedepan
mencapai tingkat efisiensi 100 persen.
DAFTAR
PUSTAKA
BPS. (2010). Indikator
Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Aceh Utara. BPS Kabupaten Aceh Utara
____. (2012). Data
Strategis BPS. BPS. CV Nasional Indonesia
BPS Aceh Utara, 2011. Aceh Utara
Dalam Angka: Aceh Utara in Figures 2011.
Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama,
Penerbit ANDI, Yogyakarta
PNPM Mandiri. 2008. Buku Saku.
PNPM Mandiri Perdesaan, 2008. Petunjuk Teknis
Operasional. Buku Saku.
_____________________, 2008. Petunjuk Teknis Operasional.
Widodo, T., 2006,
Perencanaan Pembangunan : Aplikasi
Computer (Era Otonomi Daerah), Penerbit UPP STIM YKPN YOGYAKARTA,
Yogyakarta.
WWW.
PNPM-Mandiri.org
WWW.
PNPM-Perdesaan.or.id